Jumat, 04 Mei 2007

Tak Ada Bulan Petirpun Jadi

Minggu ini agak kecewa, beberapa hari bulan tidak kelihatan, setiap malam awan hitam menutupi langit, begitu rapat sampai cahaya bulan sedikitpun tidak mampu menembus. Bulan seharusnya purnama minggu ini, persiapan teleskop sudah dilakukan, metoda pengambilan gambar terbaru akan dicoba, namun bulan tak muncul juga.
Hujan turun hampir setiap malam, petir menyambar sana sini. Hmm.., kalau diperhatikan baik-baik ternyata petir sangat menarik, garis-garis yang tergambar di langit seperti akar cahaya yang keluar dari balik awan, menghunjam ke bumi, terkadang garisnya menembus awan-awan sekitarnya. Orang bilang petir mengandung listrik jutaan volt, sekitar 300-an juta volt, wow.. luar biasa ciptaan Allah SWT.
Foto di atas diambil saat terjadi rangkaian petir beberapa hari lalu. Sebelumnya saya menghitung jarak petir dari tempat berdiri di teras rumah, sekitar 4 sampai 6 km, jadi cukup aman untuk memotretnya. Mungkin ada yang bertanya... koq bisa tahu jarak petir dari posisi berdiri? :) Cara menghitungnya sebenarnya sangat sederhana, mengambil teori cepat rambat suara di udara, sekitar 340 meter per detik. Mulailah menghitung saat cahaya petir terlihat, misalnya 1..2..3..4..5 detik..duer...suara keras terdengar. Hasilnya 5 detik, tinggal dikali dengan 340 saja, 5 detik x 340 m, hasilnya 1700 meter atau sekitar 1,7 km. Kalau 10 detik berarti sekitar 3,4 km.. hahaha.. begitulah caranya.
Dari puluhan foto yang saya ambil, saya crop 1 foto yang cukup menarik, foto petir dari jenis cloud to ground... DUER!!! :)

Tidak ada komentar: