Minggu, 17 Agustus 2008

Merdeka !! Merdeka?

Hari ini 17 Agustus 2008, Indonesia 63 tahun. Pagi, sekitar pukul 6 pagi saya menyiapkan bendera merah putih untuk dikibarkan. Bendera yang tidak besar ukurannya sudah 1 tahun tidak dikibarkan, masih bagus, terlipat rapi. Tiang benderanya berupa pipa aluminium tidak terpakai sepanjang 3 meter. Hanya dibutuhkan 5 menit untuk mengikat bendera ke tiang, 5 menit berikutnya bendera merah putih sudah terpancang ditiang besi atas pagar rumah. Saya sangat mencintai negeri ini, tanah air kita ini. Mungkin karena ayah saya yang seorang purnawirawan ABRI, sejak kecil mengajarkan kami, anak-anaknya, untuk tetap menghargai para pejuang, para pembela negara. Saya sendiri sangat suka dengan cerita perjuangan Pak Dirman (Jendral Sudirman) yang dalam keadaan sakit sekalipun tetap berjuang, keluar masuk hutan, bergerilya, hingga ajal menjemput. Saya teringat akan ibu yang pernah bercerita tentang ayahnya, kakek saya. Bahwa ayah ibu, saat hidupnya adalah seorang komandan Mobrig, mungkin sekarang Brimob. Di malam sebelum gugurnya, saat maghrib tiba beliau pulang ke rumah dan bercerita bahwa di sekitar kampung ada banyak orang berkumpul memakai sarung dengan cara yang tidak biasa, bagian bawah sarung di lipat ke atas. Saat itu tempat penjagaan ditinggal kakek dan rekan-rekan untuk kembali sejenak ke rumah. Setelah berkumpul dengan istri dan anak-anaknya, beliau meminta semua foto dirinya dikumpulkan, dan dibakar. Beliau juga meminta satu-satunya foto yang disembunyikan ibu. Selesai membakar semua foto dan mencium anak-anaknya, beliau kembali ke rumah penjagaan. Malam itu, sangat mencekam, nenek, ibu dan adik-adik harus tidur di bawah tempat tidur, karena khawatir terkena peluru nyasar. Suara letusan senjata malam itu terdengar berkali-kali... Semua khawatir sesuatu terjadi atas kakek...

Keesokan harinya apa yang dikhawatirkan keluarga benar-benar terjadi, terdengar berita duka bahwa kakek telah tiada, 3 peluru menembus tubuhnya...

Merdeka? Memang betul bahwa hari ini kita bebas dari penjajah negeri seperti Belanda dan Jepang. Tapi apakah bangsa kita sudah merdeka dari penjajah budaya, penjajah ekonomi, penjajah akhlak? Belum sama sekali... Bangsa ini, bila dibiarkan akan menemui kehancurannya, menjadi negeri miskin tidak berakhlak. Tahukah rekan-rekan sekalian, bahwa begitu banyak rakyat Indonesia yang masih kelaparan hari ini? Detik ini? Tahukah rekan-rekan sekalian bahwa detik ini juga banyak remaja negeri ini sudah terkontaminasi oleh budaya asing, bertindak asing, bergaul dengan cara-cara yang asing? Banyak remaja dan pemuda kehilangan jati dirinya, melupakan agamanya, melupakan Islam.

Kita tidak bisa juga memungkiri bahwa remaja-remaja kita saat ini akan menjadi pemimpin Indonesia 20-30 tahun ke depan. Bagaimana bila ianya memimpin dengan cara-cara asing, keras, licik, bergaul bebas? Bisa kita bayangkan bagaimana rakyat yang akan dipimpinnya... akan lebih miskin dan lebih menderita. Hari ini, orang-orang tidak berilmu dan tidak berakhlak berlomba-lomba menjadi politikus. Sikut sini dan sana untuk memuaskan nafsunya yang rakus. Begitu juga orang-orang yang merasa berilmu, bergelar Master, Doctor, namun miskin akhlak, sangat bernafsu menguasai negeri.

Sementara orang-orang baik, berilmu dan berakhlak banyak yang tidak suka berpolitik, tidak ambisius dan cenderung pasif. Ayo !!! Bangkitlah sahabat-sahabatku, yang berilmu dan berakhlak. Mari rebut Indonesia ini dari tangan orang-orang yang tidak adil dan tidak amanah. Bangkitlah menjadi pemimpin apa saja, bangkit, bangkitlah sahabat-sahabatku... agar bangsa ini bisa lebih MERDEKA...

Tidak ada komentar: