Rabu, 01 Oktober 2008

Felix

Felix, begitulah ia disapa. Pemuda lajang 27 tahun ini datang ke rumah saya 2 hari lalu, di penghujung Ramadhan bersama 2 orang sahabatnya. Cukup lama kami tidak bertemu dan bertegur sapa, mungkin karena kesibukan masing-masing. Entahlah, yang pasti kedatangannya sangat kami rindukan.

Saat bersalam-salaman, dengan terharu saya katakan bahwa saya sangat merindukannya. Ia hanya tertawa. Saya tanyakan banyak hal, termasuk satu yang menurut saya penting, bagaimana cara ia bersahur di bulan Ramadhan ini. Sambil tertawa, ia bercerita bahwa sahur di rumah seperti sahurnya anak kost. Bangun dan makan sahur sendiri, tidak ada yang menemani, tidak juga orang tua sendiri. Maklum, di rumah hanya Felix yang muslim, ia seorang muallaf.

Saya ingat kisah 3 tahun lalu, Felix datang berkunjung ke rumah saya dan mengatakan dengan haru bahwa ia ingin menjadi seorang muslim, setelah lama tidak yakin dengan agama sebelumnya. Meski kabar ini sudah lama saya nantikan, namun keinginannya tetap membuat saya agak terkejut. Saat itu saya bertanya tentang keinginannya lebih jauh dan menjelaskan bahwa tidak mudah menjadi seorang muslim. Menurutnya tidak masalah, ia akan berusaha merubah diri menjadi lebih baik.

Setelah yakin akan keinginan berpindah agama bukan atas dasar paksaan siapapun, akhirnya saya dan teman-teman berkumpul untuk menjadi saksi 2 kalimah syahadah Felix. Alhamdulillah, atas bantuan para senior dan teman-teman acara berjalan lancar, tanpa halangan yang berarti.

Setelah menjadi seorang muslim, banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama dari orang-tua. Saya sempat dipanggil khusus untuk menanyakan kebenaran berita bahwa Felix sudah menjadi muslim karena bantuan saya. AhamduLillah, ALLAH SWT masih melindungi, semua dapat dijawab secara baik dan keluarga akhirnya dapat menerima. Meski berat, semua tantangan harus dilalui dan saya perhatikan sampai hari ini cukup banyak perubahan yang terjadi pada Felix. Semuanya mengarah ke yang lebih baik. AlhamduLillah.

Sebelum pulang saya berpesan agar ia jangan pernah lupa untuk shalat 5 waktu. Ia mengangguk sambil tersenyum dan mengucapkan salam.

Wa'alaykumus salam... Saya tertegun memperhatikan kepulangannya sampai di ujung gang.

Sebenarnya saya sangat menyayangi Felix bukan hanya karena ia seorang muslim yang baru (muallaf), namun juga karena ia anak terakhir dari 5 bersaudara, 3 lelaki dan 2 perempuan, dan saya anak yang ke-2. Hanya kami berdua yang muslim dalam keluarga.

AlhamduLillah.

Tidak ada komentar: