Selasa, 30 September 2008

Bangkrut Lebih Baik

Kita kembali ke perkembangan krisis ekonomi di Amerika.

Seperti yang dikhawatirkan banyak pihak, House of Representative Amerika menolak menyetujui pemberian bantuan sebesar USD$ 700 Miliar ( Rp. 6500 Triliun), setelah hasil voting 228 suara menolak dan 205 menyetujui. Seperti petir di siang bolong, pasar langsung berjatuhan, Dow-Jones anjlok 770 point (6,9 persen), terparah sejak 11 September 2001. Begitu juga dengan Nasdaq, ditutup 9,1% lebih rendah.

Saat ini memang pasar sedang panik luar biasa...

Saya setuju sekali dengan pakar ekonomi Jeffrey Miron dari Harvard University yang mengatakan bahwa rencana bailout adalah rencana buruk saat terjadi krisis. Bangkrut menurut beliau adalah hal yang wajar dan bukan berarti perusahaan akan lenyap tetapi hanya berganti kepemilikan semata. Bila bailout dilaksanakan, maka yang diuntungkan adalah para pemegang saham, banker tentu tidak ingin menjual asset perusahaannya yang bermasalah dengan 20 cent bila pemerintah akan membelinya 30, 50 atau 80 cent. Menurut Jeffrey, kekacauan finansial ini harus ada yang membayarnya, tapi bukan oleh pembayar pajak. :D

Intinya, solusi yang paling baik adalah membiarkan perusahaan-perusahaan bermasalah bangkrut dan mudah-mudahan diambilalih oleh perusahaan yang lebih baik.

Wallahu'alam.

Tidak ada komentar: