Rabu, 24 September 2008

Penyetrum Ikan

Minggu lalu, di ujung gang rumah, ada seorang muda membawa alat seperti tas di punggung, dilengkapi dengan 2 tongkat panjang berujung tembaga, ia berjalan menyusuri kolam, sambil memasukkan kedua tongkatnya ke dalam air. Sesekali terdengar bunyi berdengung, seperti suara transformer kelebihan beban. Ikan yang masih menggelepar dan yang mati dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam tas. Begitu mudahnya mencari ikan, tidak perlu pancing, umpan dan kesabaran, cukup setrum airnya, ikanpun dapat langsung dipanen.

Namun, tahukah rekan-rekan sekalian, bahwa alat penyetrum ikan ini merupakan senjata pembunuh masal semua makhluk yang ada di air. Saat 2 tongkat ber-voltase tinggi dimasukkan ke dalam air, maka semua makhluk kecil pada area minimal 1 meter tersetrum dan mati seketika. Bukan hanya ikan, anak-anak ikan yang seharusnya tidak ikut diburu juga ikut mati. Begitu juga dengan makhluk lain, seperti katak, keong, cacing sampai renik-renik kecil, semuanya mati kesetrum. Areal penyetruman biasanya cukup luas, karena sipenyetrum umumnya bergerak ke seluruh area kolam. Tidak ada satu makhluk airpun yang dapat luput dari setrumannya.

Untuk mengembalikan ikan, katak, cacing dan lainnya dibutuhkan waktu yang cukup lama. Air yang mengalir biasanya membawa makhluk-makhluk kecil yang secara sengaja atau tidak bermigrasi ke kolam. Namun bila air kolam tidak mengalir maka harapan kita tertuju pada hujan, mudah-mudahan alirannya membawa penghuni baru.

Memancing dengan umpan merupakan cara yang paling tepat bila kita ingin mendapatkan ikan dari kolam. Dengan begitu kita turut andil dalam melestarikan ekosistem di dalam kolam. Mudah-mudahan dengan lestarinya ekosistem kolam, kita masih bisa mendengar suara nyanyian kodok saat hujan turun.

Stop menyetrum ikan! Setrum saja diri sendiri... :D

Wassalam.

Tidak ada komentar: