Sabtu, 20 September 2008

Meng-cloning Manusia

Menjadikan dua atau lebih sesuatu sering disebut dengan meng-cloning. Meng-cloning domba artinya menjadikan domba baru dari sel domba lainnya. Begitu juga bila kelak manusia dapat di-cloning, hasilnya adalah manusia baru yang memiliki DNA identik dengan DNA manusia asal sel cloning. Cloning, menurut para ahli per-cloning-an, dapat dilakukan hanya dengan menggunakan sel wanita saja, tanpa melibatkan unsur pria sama sekali. Tidak ada proses terhubungnya sperma dan sel telur. Dalam hal cloning ini, wanita benar-benar tidak membutuhkan pria. :D

DNA boleh sama, namun apakah manusia hasil cloning akan memiliki perilaku yang sama dengan pendahulunya? Tentu tidak, karena manusia hasil cloning tetap dilahirkan seperti bayi pada umumnya. Dan setiap bayi terlahir kosong, tanpa dosa, tanpa pengetahuan. Orang tuanyalah yang menentukan perilakunya di kemudian hari.

Apakah dengan berhasilnya membuat manusia baru dengan cara cloning boleh menjadikan manusia sombong terhadap Tuhannya? Bahwa ia bisa menyamai Tuhannya, membuat manusia dengan 'cara lain'? Hmm... Tentu tidak, nabi Isa AS dikandung oleh ibunya, Maryam, tanpa keterlibatan pria sama sekali. Maryam mengandung begitu saja, kun fayakun.

Mungkinkah Allah SWT melakukan cloning terhadap sel Maryam dan mengisi kandungannya dengan janin hasil cloning? Itu artinya Maryam masih seorang gadis perawan saat mengandung nabi Isa. Luar biasa. Hmm..., mungkin itu juga sebabnya Islam mengajarkan bahwa Isa AS adalah seorang manusia biasa, bukan anak Tuhan, tapi anak ibunya, Maryam.

Wallahu'alam.

Tidak ada komentar: