Senin, 22 September 2008

SDR

Beberapa hari ini, saya dan Dewan sedang mengembangkan perangkat keras Software Defined Radio (SDR), teknik terakhir dalam menangkap gelombang radio. Meski perangkat ini masih dalam pengembangan dan masih menunjukkan performansi yang minimal, namun saya ingin berbagi sedikit mengenai teknologi SDR ini.

Radio penerima pada umumnya bekerja secara analog untuk menghasilkan gelombang yang disebut IF, Intermediate Frequency. Gelombang IF selanjutnya diproses untuk menghasilkan gelombang suara. Pada penerima radio FM stereo, gelombang IF diproses untuk menghasikan gelombang multiplexer (MPX), yang berisi sinyal audio kanan dan kiri serta sinyal 19 Khz sebagai sinyal penanda stereo atau mono. Sinyal MPX ini selanjutnya akan di-decode untuk menghasilkan sinyal audio stereo.

Radio SDR memiliki kerja yang lebih sederhana, sinyal dari antena dilewatkan ke modul band pass filter untuk selanjutnya di-mix dengan sinyal osilator secara digital. Hasil pencampuran ini selanjutnya diproses untuk menghasilkan sinyal Quadrature berisi sinyal I dan Q. Keluaran sinyal ini selanjutnya dihubungkan ke port line-in sound-card komputer. Sinyal Quadrature ini akan dicuplik oleh aplikasi radio SDR untuk diolah menjadi suara. Aplikasi SDR umumnya bersifat freeware, diantaranya Winrad dan PowerSDR untuk Windows dan Linrad untuk Linux.

SDR sangat disukai penggemar radio disebabkan oleh kesederhanaan perangkatnya. Dengan menggunakan beberapa komponen sederhana seperti IC jenis 74HC4066, 74AC74, NE5532 plus beberapa kapasitor, resistor dan coil maka jadilah penerima SDR. Biaya pembuatannya relatif tidak mahal, tidak sampai tujuh puluh lima ribu rupiah. Biaya tersebut sudah termasuk osilator lokal, band-pass filter, plus preamp RF. Antena dapat dibuat dari kawat email dengan panjang minimal 15 meter setinggi minimal 7 meter.

Selamat ber-SDR ria.

Tidak ada komentar: