Rabu, 24 September 2008

Rinto dari Al-Ikhlash

Kemarin pagi, saat jam kerja, saya kedatangan seorang sahabat baik, Rinto namanya. Lelaki muda berumur sekitar 25 tahun, berkulit hitam, dengan topi lobe yang tidak pernah lepas dari kepala, seorang Batak Muslim bermarga Siahaan. Tinggal di yayasan Al-Ikhlash, di desa kecil di pinggiran kota Medan, tidak terlalu jauh dari Rumah Sakit Haji. Yayasan ini memiliki 60 orang anak yatim yang harus disantuni dan Rinto menjadi salah seorang penggerak agar anak-anak tetap makan dan berpakaian. Beliau setiap hari berkeliling kota Medan dan sekitarnya untuk mencari dana bantuan, menawarkan kunci surga bagi ummat Rasullullah yang berminat.

Pagi itu ia memberi hikmah tentang gadis yang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Buta karena tidak melihat, tuli karena tidak mendengar, bisu karena tidak berbicara dan lumpuh karena tidak dapat berpergian. Gadis ini dilamar oleh seorang jejaka berakhlak karena kekurangannya, karena itulah kelebihannya.

Mengapa kekurangannya sekaligus menjadi kelebihannya?

Ia buta, buta dari melihat yang tidak baik, dari melihat hal-hal buruk yang dapat mempengaruhi ibadahnya. Ia tuli, tuli dari mendengar pembicaraan yang tidak baik. Dan bisu, bisu dari berkata buruk, menjaga lisan dari waktu ke waktu. Juga lumpuh, lumpuh karena tidak berpergian ke tempat-tempat maksiat, cukuplah baginya pergi ke tempat ibadah.

Begitulah, hikmah dari Rinto tentang gadis yang 'cacat' di mata manusia namun ia sehat wal'afiat di mata ALLAH SWT.

Saya sendiri jadi teringat akan Nasyid dari Rabbani, Cari Pasangan.

AlhamduLillah, ada hikmah hari ini.

Tidak ada komentar: